My Ping in TotalPing.com

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ٬ اسَّلآمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

AHLAN WA SAHLAN

Selamat berkunjung; Selamat mengikuti dakwah guna meningkatkan aqidah dan syariah sebagai penambah bekal Pulang ke Kampung Akhirat. Mulai diluncurkan 18 Pebruari 2011, Insya Allah, diposting sampai menjelang akhir hayat.

وَسَّلَا مُ عَلَيكُمْ وَرَهْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَا تُهُ

Salam Hormatku dan Keluarga

situs aqidah syariah ini : http://aslam3.blogspot.com klik situs fiqh sunah : http://aslam5.blogspot.com

Thursday 24 February 2011

003. DIA MAHA ESA


Meski semula Malaikat menolak penciptaan manusia, tapi mereka tidak bertuhan kepada yang lain; satu bukti Dia Maha Esa

Malam dihias gemintang; meski begitu disana-sini mendung tipis berarak di langit, mengiring langkah para taklim menuju ke tempat tausiah. Seusai para taklim duduk melingkar, Bahjedun menyusul, duduk di deretan depan, menghadap lingkaran; lalu segera saja Bahjedun membuka tausiah, ketika diucapkannya salam pembuka; hampir serentak terdengar lirih ucapan balasan salam dari para jemaah.
Belum lagi Bahjedun melanjutkan tausiahnya, nampak seorang taklim ingin bertanya; setelah disilahkan, katanya, “Pak Ustadz, mohon maaf, bagaimana kita meyakini, bahwa Allah س  adalah Maha Esa?”; tak lama kemudian Bahjedun mulai bicara.
“Jemaah taklim yang Insya Allah selalu ditambahkan nikmat Nya”; begitu kata pembukanya; lalu diteruskan “Untuk menjawab pertanyaan itu, marilah kita menelusuri kembali kisah penciptaan manusia pertama, antara lain terdapat dalam QS Al Baqarah (2):30,
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ ﴿٣٠﴾
Melalui ayat ini, antara lain terdapat firman Nya, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Ucapan para Malaikat ini merupakan ketidaksetujuan atas rencana penciptaan manusia yang difirmankan di awal ayat; sekaligus dapat menjadi pertanda, sesungguhnya Allah س satu-satunya Dzat; bila ada tuhan selain Dia, tentulah para Malaikat memboikot rencana penciptaan manusia yang tidak disetujuinya dan bersembah kepada tuhan yang lain”; berhenti sejenak, terlihat para taklim seolah baru tersadar makna ayat itu. Lalu diteruskan, “Hal seperti ini juga dapat dicermati mengenai perintah kepada Adam ع untuk tinggal di surga disertai dengan satu larangan; misalnya dalam QS Al A’raf (7):19 terdapat firman Nya,
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَـذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ ﴿١٩﴾
Makna ayat ini, (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, (jika kamu makan) lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim". Perintah inipun tidak dibantah oleh Adam ع. Sama seperti halnya yang dilakukan para Malaikat, seandainya ada tuhan yang lain, tentulah beliau memiliki pilihan bertuhan kepada selain Allah س”; berhenti sesaat; diluar sana terdengar guruh bertasbih yang oleh manusia dijadikan pertanda akan turunnya hujan.
Lalu diteruskan, “Pengakuan bahwa Allah  س adalah Maha Esa, juga pernah dijadikan wasiat; misalnya diwahyukan kepada Nabi Muhammad Rasulullah ص yang dibukukan dalam QS Al Baqarah (2):132-133,
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٣٢﴾ أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَـهَكَ وَإِلَـهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ ﴿١٣٣﴾
Makna ayat ini, (132) Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam" .(133) Adakah kamu (wahai Muhammad) hadir ketika Yaqub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia (Yaqub) berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Anak-anaknya menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada Nya". Dalam ayat ini dijelaskan, Nabi Ibrahim as dan Nabi Yakub ع  dan anak-anaknya mengimani, Allah س  adalah Maha Esa”; berhenti sesaat, diminumnya kopi yang telah tersaji sejak awal. Di luar sana, malam makin merambah; suara guruh ikut menghias keheningan malam mengiringi mendung yang makin menggelayut.
Lalu diteruskannya, “Jamaah taklim yang Insya Allah dimudahkan menyerap Ilmu Nya; pada masa kenabian Nabi Muhammad Rasulullah ص, Kaum Yahudi bertanya tentang Tuhan. Kisah ini, antara lain terdapat, dalam HR At Tirmidzi, Al Hakim dan Ibnu Khuzaimah dari Abi Aliyah dari Ubay bin Ka'ab dan HR Ath Thabarani dan Ibnu Jarir dari Jabir bin Abdillah عنهُم; dikisahkan, Kaum Yahudi diantaranya Ka'bubnul `Asyraf dan Hay bin Akhtab menghadap Nabi ص. Kaum Yahudi berkata: "Hai Muhammad, lukiskan sifat-sifat Tuhan yang mengutusmu"; atas pertanyaan ini, Allah س  menurunkan wahyu yang dibukukan dalam QS Al Ikhlash (112):1-4,
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾
Makna ayat ini, (1) Katakanlah: "Dia lah Allah, Yang Maha Esa, (2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu. (3) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, (4) dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia". Surah ini disebut Al Ikhlash, maksudnya pemurnian kembali akidah sifat keesaan Nya. Dengan sangat gamblang ditegaskan, Allah س  adalah Maha Esa, ditandai dengan tidak beranak, tidak punya ayah-ibu dan tiada tandingan atau sekutu bagi Nya”; berhenti sejenak.
Ketika Bahjedun berhenti bicara, jam di dinding sudah berlalu satu jam sejak tausiah dimulai; karena itu Bahjedun bergegas menutup tausiah malam ini, disertai ucapan hamdalah dan sedikit doa diakhiri dengan ucapan salam; para taklim pun menjawab lirih. Sambil berbicara satu sama lain, para taklim bersegera ntuk pulang, menembus malam yang berselimutkan dingin.

No comments:

Post a Comment