My Ping in TotalPing.com

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ٬ اسَّلآمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

AHLAN WA SAHLAN

Selamat berkunjung; Selamat mengikuti dakwah guna meningkatkan aqidah dan syariah sebagai penambah bekal Pulang ke Kampung Akhirat. Mulai diluncurkan 18 Pebruari 2011, Insya Allah, diposting sampai menjelang akhir hayat.

وَسَّلَا مُ عَلَيكُمْ وَرَهْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَا تُهُ

Salam Hormatku dan Keluarga

situs aqidah syariah ini : http://aslam3.blogspot.com klik situs fiqh sunah : http://aslam5.blogspot.com

Monday 21 February 2011

002. DIA ADALAH DZAT


Dia, adalah Allah س, yaitu Dzat,  Pencipta langit, bumi dan segala isinya, lalu bersemayam di atas Arsy, mengatur segala urusan

Tidak seperti biasanya, kini, malam diiring hujan rintik-rintik; meski begitu tak menghalangi para taklim menuju ke tempat tausiah. Setelah berkumpul melingkar, segera saja Bahjedun membuka tausiah; usai mengucapkan salam pembuka, terdengar lirih balasan salam dengan suara hampir serempak.
 “Jemaah taklim yang Insya Allah selalu ditambahkan barokah Nya”; begitu ucapan pembukanya; “Untuk menopang keseharian, marilah selalu meneguhkan keimanan, bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah س;  lalu siapa Dia?”; tanpa menunggu jawaban, lalu diteruskannya, “Sesungguhnya Dia adalah Dzat, yang difirmankan dalam QS Yunus (10):3,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأَمْرَ مَا مِن شَفِيعٍ إِلاَّ مِن بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ ﴿٣﴾
Makna ayat ini, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” Dalam ayat ini terdapat penegasan, sesungguhnya Allah س adalah Dzat; makna Dzat adalah sesuatu Yang Maha Ada, tetapi Maha Tidak Terlihat oleh mata setiap makhluk Nya. Bisa juga kita mencermati HR Muslim dari Tsauban rhu yang mengisahkan: “Rasulullah ص jika telah selesai sholat, beristighfar kepada Allah س  sebanyak tiga kali lalu diakhiri dengan bacaan:
اللَّهُمّ ٬ مِنكَ سَّلاَمِ وَ سَّلاَمَة وَ بَراَكَت ٬  يَا رَبِّ  ٬ عِندَكَ لمَلَكُوتَ وَ الْعِزَّةُ
Kemudian doa ini diterjemahkan dengan, “Ya Allah, Engkaulah keselamatan dan dari Mu jualah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan”; berhenti sejenak, lalu diteruskan, “Dari kedua rujukan ini, gamblang sudah, sesungguhnya Allah س  adalah Dzat, yaitu Ada, Wujud Nya tak terjangkau nalar makhluk Nya dan dapat diketahui dengan keyakinan berdasarkan keberadaan tanda-tanda Kekuasaan Nya”.
Angin semilir malam berhembus perlahan, membawa dingin yang seolah menusuk rusuk para jemaah; disalah satu jajaran jemaah, ada yang mengacungkan tangan, dan Bahjedun mengangguk. Jemaah menanyakan, “Jika  Allah س sebagai Pencipta langit dan bumi serta mengurus dan mengendalikannya, maka Dia memiliki sifat-sifat yang tiada tandingan; lalu bagaimana Dzat Nya; ?” Setelah membetulkan silanya, Bahjedun mengemukakan, “marilah mencermati QS Al Hadid (57):3; difirmankan,
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿٣﴾
Makna ayat ini, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dzahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dalam ayat ini terdapat penegasan, Dia adalah Dzat yang semakin sulit makhluk membayangkan Wujud Nya; karena tiada satupun yang mengawali sebelum keberadaan Nya, dan tiada yang paling akhir selain Dia. Sementara itu, yang kita ketahui, ada kelahiran sebagai awal dan ada kematian lalu ada akhirat sebagai akhir bagi setiap mahkluk Nya; sedangkan Dia tidak ada awal dan tiada akhir. Penegasan lainnya, misalnya dalam QS Al Hijr (15):86-87 difirmankan,
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلاَّقُ الْعَلِيمُ ﴿٨٦﴾ وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعاً مِّنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ ﴿٨٧﴾
Makna ayat ini, (86) Sesungguhnya Tuhanmu, Dia lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.  (87) Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung. Melalui ayat ini, Dia menegaskan, Dia adalah Maha Pencipta dan Maha Mengetahui; artinya, tiada sesuatu yang lainpun yang bisa mencipta sebagaimana hasil ciptaan Nya. Kemudian terdapat lafadz tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang, maksudnya adalah wahyu Nya yang dibukukan menjadi Surah Al Fatikhah, sebagai Pembuka Al Quran”; Bahjedun terhenti, karena ada taklim yang ingin bertanya; setelah diiyakan, katanya, “Pak Ustadz, kenapa dalam Al Quran sering terdapat firman Nya yang menyebut diri Nya dengan Kami?”
Sedikit terperanjat Bahjedun bercampur bangga atas pertanyaan yang mungkin tak terpikirkan; lalu dikemukakan, “Memang betul dalam firman Nya, beberapa kali Allah  س membahasakan dengan sebutan Kami; jawaban atas pertanyaan ini, Insya Allah, kita bahas dalam tausiah yang akan datang; karena tak terasa, waktu sejam sudah berlalu”; Bahjedun pun bergegas menutup tausiah malam ini; lalu diucapkan hamdalah dan sedikit doa diakhiri dengan ucapan salam; para taklim pun menjawab lirih, sesudah itu bersegara menuju ke beranda, mencari alas kaki dan bersiap pulang di kegelapan malam.

No comments:

Post a Comment